Sabtu, 22 Oktober 2016

Belajar Cepat Paham Relay


Belajar Cepat Tentang Relay

Dalam dunia mesin pasti kalian pernah mendengar kata Relay dan mungkin dari kalian semua belum tahu apa sih Relay, bagaimana sistem kerjanya dan digunakan untuk apa saja ya. Kali ini saya akan membagikan sedikit ilmu tentang Relay.

Relay merupakan sejenis saklar yang beroperasi dengan bantuan listrik dan merupakan komponen elektromekanikal. Relay terdiri dari 2 bagian utama yakni Coil dan Contaktor. Prinsip kerjanya saat coil dialiri listrik maka akan menggerakkan kontak saklar sehingga contaktor dapat mengalirkan listrik dari kaki 1 ke kaki lainnya.

Berikut beberapa gambar Relay : 


Komponen dasar relay terdiri dari sebagai berikut :

1.  Coil merupakan kumparan tembaga yang dililitkan di besi (Iron Core) akan menimbulkan daya elektromagnet bila dialiri listrik yang sesuai dengan kebutuhan coil. Dari beberapa contoh tegangan listrik yang dipakai di Coil seperti :
·         Tegangan DC  : 5V, 6V, 12V, 24V dsb.
·         Tegangan AC  : 12V, 24V ,100V, 220V dsb.
2. Contactor (Switch Contact) merupakan bagian saklar yang dapat mengalirkan listrik. Contactor terdiri dari 2 jenis yaitu :
·         Normally Close (NC) yaitu kondisi Com (C) tersambung dengan NC sebelum dialiri listrik.
·         Normally Open (NO) yaitu kondisi Com (C) tidak tersambung dengan NO sebelum dialiri listrik
3.  Armature merupakan besi penggerak yang terhubungan dengan spring dan sebagai penggerak Contactor.

4.  Spring digunakan sebagai penarik armature saat coil tidak teraliri listrik atau dalam kondisi normal.

Prinsip kerja berdasarkan komponen dasar tersebut Coil apabila kaki-kaki coil dialiri listrik yang sesuai maka timbul daya electromagnet yang akan menarik besi pada armature untuk berpindah posisi dari kondisi NC ke kondisi NO sehingga listrik akan mengalir dari Com (C) ke kaki NO. Begitu sebaliknya apabila listrik di coil di matikan maka daya electromagnetik akan menghilang sehingga spring akan menarik armature ke kondisi NC kembali.

Jenis relay ada beberapa macam antara lainnya :
  1. Latching Relay merupakan jenis relay yang digunakan untuk mempertahankan kondisi aktif input sekalipun input tersebut sudah tidak ada. Relay akan tetap ON sampai ada tombol utama listrik dimatikan barulah kondisi relay OFF.
  2. Timing Relay merupakan jenis relay khusus untuk penunda waktu. Sistem kerjannya jika coil diberi aliran listrik contactor tidak akan langsung berubah posisi dari NC ke NO melainkan menunnggu hingga waktu yang disetting sudah tercapai barulah posisi Com (C) akan berpindah dari NC ke NO.

# Berikut beberapa fungsi Relay di peralatan elektronika dan mesin antara lain :
  1. Relay dapat digunakan untuk menjalakan fungsi Logika.
  2. Relay dapat digunakan untuk penundaan waktu (Timer).
  3. Relay juga berfungsi untuk pengaman motor atau komponen lainnya dari kelebihan tegangan atau short.
  4. Relay dapat digunakan untuk mengendallikan sirkuit bertegangan tinggi dengan signal yang rendah.
  5. Relay dapat digunakan sebagai remote control sehingga dapat menyalakan atau mematikan alat dari jarak jauh.
  6. Relay sebagai penguat daya arus maupun tegangan  contoh starting relay pada mesin mobil.

Ok rekan-rekan sekalian cukup sekian dulu yang
bisa saya berikan mengenai pembahasan relay. Untuk contoh, gambar rangkaian relay dan fungsi di mesin tunggu aja artikel selanjutnya ya. Bahas Relay tahap 2.

Sabtu, 28 Mei 2016

Cara Menggunakan Multitester Analog

Cara menggunakan Multitester Analog

Kali ini ane mw membahas tentang cara mengukur multitester analog. Mungkin dari agan-agan belum memahami betul mengenai multitester analog. Pertama-tama mari kita lihat gambar multitester dan bagiannya ya gan...
Penjelasan :

1.    Papan Skala.
Digunakan untuk membaca hasil pengukuran tegangan (AC/ DC), hambatan (ohm) maupun kuat arus (DCmA) yang kita ukur.
2.    Jarum Penunjuk.
Jarum penunjuk ini kegunaannya sama dengan papan skala.
3.    Tombol Pengatur Posisi jarum.
Dinakan untuk meriset angka jarum kembali ke 0. Biasanya digunakan saat kita akan mengukur hambatan komponen.
4.    Saklar channel.
Digunakan untuk memilih channel posisi yang akan kita gunakan sesuai dengan kebutuhan. Misalnya saat akan mengukur tegangan bisa kita menggunakan chanel AC/ DC. Mengukur hambatan menggunakan Ohm dan seterusnya.
Keterangan :
Tegangan AC seperti Listrik dirumah kayak lampu, buat hidupin TV atau yang jelas dari PLN. Simbol biasanya L (load), N (netral).
Tegangan DC berasal dari power supply, baterai, ACCI. Simbolnya P/ + (positif), N/ - (negatif).
5.    Wire terminal merah hitam.
Digunakan untuk penghubung komponen atus barang yang kita ukur. Warna merah untuk kutub positif dan hitam kutub negatif.
6.    Batas Ukur (Range).
Digunakan untuk batas chanel pengukuran sesuai yang kita inginkan. Dalam range ini terdapat beberapa pilihan, seperti penjelasan berikut :
·         Chanel DC terdapat ukuran 0.25, 2.5, 10, 50, 250, 1000.
·         Chanel AC terdapat ukuran 10 (22db), 50, 250, 750.
·         Chanel Ohm terdapat ukuran x1, x10, x100, 1k.
  Chanel diatas yang kerap digunakan dalam pengukuran.

Nah setelah tau gan tentang perbagiannya gan mari kita coba belajar mengukur ya gan.
                # Contoh pengukuran Tegangan AC.
1. Siapkan multitester, pilih chanel AC jangan DC apalagi Ohm ya gan.
2.    Pilih range harus disesuikan dengan tengannya.
Misalnya :  Tegangan rumah AC 220 V maka yang kita pilih range 250 AC.
Tegangan listrik AC 110 V maka yang kita pilih range 250 AC jangan 50 AC ya gan karena 110 > 50.
10 AC hanya bisa digunakan teg 10 V kebawah. 50 AC hanya bisa digunakan teg 50 V kebawah dan seterusnya.
3. Siapkan wire terminal hubungkan kedua kutup tersebut ke colokan listrik atu terminal joint satu ke L dan satu lagi ke N boleh terbalik ya gan.
4.  Setelah OK jarum akan bergerak menunjukkan angka pada papan skala.
Cara membaca papan skala :




-                           *  Misal Chanel 10 AC. Maka yg hanya kita lihat deret chanel 10 ke kiri seperti gambar lingkar biru.
Dari angka 0-10 terdapat angka jelas 0, 2, 4, 6, 8, 10. Tiap jarak terdapat 10 strip maka tiap strip mempunyai nilai 2 :10 = 0.2. Jika jarum menunjukkan di gmbr 1 dengan 12 strip artinya 12 x 0.2 = 2.4 V AC.

-                               *   Misal Chanel 50 AC. Maka yg hanya kita lihat deret chanel 50 ke kiri.
Dari angka 0-50 terdapat angka jelas 0,10, 20, 30, 40, 50 . Jarak jg terdapat 10 strip maka tiap strip mempunyai nilai 10 :10 = 1. Jika jarum menunjukkan di gmbr 2 dengan 37 strip artinya 37 x 1 = 37 V AC.

-                               *  Misal Chanel 250 AC. Maka yg hanya kita lihat deret chanel 250 ke kiri.
Dari angka 0-250 terdapat angka jelas 0, 50, 100, 150, 200, 250 . Jarak jg terdapat 10 strip maka tiap strip mempunyai nilai 50 :10 = 5. Jika jarum menunjukkan di gmbr 3 dengan 23 strip artinya 25 x 5 = 75 V AC.

            * Dan khusus untuk range 750 kita sama lihat deret chanel 250 ke kiri. Di range 250 tiap strip bernilai 5 dan untuk 750 AC bernilai 15. Di dapat dari 750 : 250 = 3 maka 5 x 3 = 15.dan begitu seterusnya sama dengan chanel 10, 50, 250.

# Contoh Pengukuran DC
Untuk langkah 1, 2, sama dan untuk langkah 3 dipastikan untuk wire terminal merah (positif) dihubungkan ke output positif (+) terminal dan untuk hitam dihubungkan ke output negatif (-) terminal. Dan untuk langkah pengukuran selanjutnya sama dengan pengukuran teg AC.

Pengukuran Ohm
Penggunaan chanel Ohm ini digunakan untuk mengukur hambatan resistor bisa juga digunakan untuk mengecek bagus tidaknya kabel. Untuk Chanel di Ohm ini bila semakin besar rangenya maka akan semakin sensitif hasilnya.

Nah gitu ya gan hasil ulasan tentang multitester analog ni gan.... kalau ada yang kurang paham komen ja gan.