Starting Motor Induksi
Bicara
mengenai listrik memang tidak akan ada habisnya karena system listrik ini
sangat banyak digunakan di dunia perumahan, perusahaan dan lain – lainnya.
Bicara mengenai pemanfaatan listrik tentu kita mengetahu mengenai motor induksi.
Nah kali ini saya akan membahas mengenai sistem rangkaian stater pada motor
induksi.
Sebelum
itu apa sih yang dimaksud dengan “Motor Induksi”. Motor induksi dapat diartikan
dari sistem kerjanya yaitu suatu jenis motor yang bekerja berdasarkan induksi
electromagnetic dimana mempunyai 2 bagian utama yaitu “Stator (bagian yang
diam) dan Rotor (bagian yang bergerak/memutar).
Jenis
motor ini dapat dibagi menjadi 2 berdasarkan tegangan yang digunakannya
1. Motor
Arus Bolak – Balik atau AC
Motor
yang berkerja berdasarkan tegangan input arus bolak balik. Contoh Motor AC ini
antara lain :
1) Motor
1 Phase
2) Motor
3 Phase
2. Motor
Arus Searah atau DC
Motor
yang dapat bekerja berdasarkan tegangn input arus searah. Contoh motor DC ini
antara lain :
1) Motor
DC Shunt
2) Motor
DC Seri
3) Motor
DC compound.
Nah
cukup untuk pembahasan motor langsung saja kita ke intinya.
“ Motor Stater”
adalah suatu alat yang berupa rangkaian atau panel listrik yang digunakan untuk
menjalankan (men-starter) sebuah motor listrik dan disini ditujukan untuk Motor
listrik arus bolak balik atau AC.
Ada
beberapa cara untuk menjalankan motor induksi 3 tersebut, antara lain :
1. Direct
On Line Stater / D-O-L Stater.
Sistem rangkaian motor stater yang dirangkai pada
motor induksi 3 phase secara langsung dengan hanya menggunakan satu contactor
utama yang dilengkapi dengan arus beban lebih (Over load relay) yang terhubung
pada contactor utama tersebut.
Pada
sistem D-O-L stater ini hanya bias digunakan untuk motor – motor dengan
kapasitas rendah yaitu sekitar 11 KW.
2. Star
– Delta
Sistem rangkaian motor stater yang dirangkai pada
motor 3 phase dengan kapasitas motor yang lebih besar di banding dengan sistem
D-O-L yaitu motor dengan kapasitas 11 KW.
Sistem ini membatasi arus starting yang tinggi pada
saat motor tersebut di start dimana saat starting umumnya arus pada motor dapat
mencapai antara 6 sampai 7 kali dari arus nominal motor tersebut. Sehingga
dengan penerapan sistem “Star-Delta” ini arus starting yang biasanya besar akan
dapat dikurangi sekitar 4 sampai 5 kali dari arus nominal dan hal tersebut
dapat menghemat konsumsi listrik dan kumparan motor akan lebih awet/ tidak
mudah terbakar.
3. Variable
Frequency Drive Starter Panel & Variable Frequency Drive Starter Panel
Sistem VFD bertujuan untuk mengatur putaran motor
induksi secara individual ataupun secara bersamaan. Cara kerjanya yaitu sistem
ini akan mengontrol gerak (drive) dengan cara mengubah frekuensi dari sebuah
motor AC. Semakin besar frekuensi maka putaran motor akan semakin cepat dan
sebaliknya jika frekuensi di kecilkan maka putaran motor akan semakain lambat.
VFD hanya digunakan di motor induksi AC
VSD mempunyai cara kerja yaitu melakukan
pengontrolan gerak (drive) yang akan mengubah kecepatan motor dengan
memvariasikan nilai tegangan suplai yang masuk, baik dengan tipe motor
bertegangan AC maupun betegangan DC. Dalam VSD terdapat pilihan yaitu AC Drive
dan DC Drive. Keduanya sistemnya kerjanya sama tetapi hanya tegangan yang
divariasikan saja yang berbeda.
VFD dan VSD biasanya bias disebut dengan Inverter
motor dengan tujuan utama hemat biaya dan keamaan.
Jadi dari
penjelasan tersebut mungkin saya yang sering menggunakan dari VFD karena
pengalaman saya saya sering menggunakan motor dengan kapasitas tidak terlalu
besar sehingga hemat dan aman.
Mungkin cukup
sekian informasi mengenai Starter Motor Induksi tersebut. Mungkin masih banyak
starter motor yang dapat digunakan contoh seperti Auto Transformer Starter
tetapi tidak saya jelaskan karena sistemnya yang tidak saya ketahui.
Terima Kasih