Sabtu, 14 Januari 2017

Sistem Listrik 3 Phase



SISTEM LISTRIK 3 PHASE

Pada artikel sebelumnya sudah saya jelaskan mengenai perbedaan arus listrik AC maupun arus listrik DC. Nah sekarang akan saya bahas mengenai sistem listrik 3 phase..
Sistem 3 phase ini diperkenalkan dan dipatenkan olehe Nikola Tesla. Dan dalam penggunaannya sistem ini telah banyak di adopsi oleh beberapa perusahaan di dunia. Sistem 3 phase memiliki keunggulan yaitu lebih ekonomis dibandingkan dengan sistem 2 phase maupun 1 phase. Dikatakan lebih ekonomis atau lebih hemat karena listrik 3 phase ini dapat menghantarkan daya listrik yang besar meski dengan ukuran penghantar yang sama dengan sistem listrik 2 atau 1 phase. Dengan menggunakan sistem 3 phase maka motor listrik akan memiliki tenaga yang maksimal.

Listrik 3 phase sebenarnya menggunakan sistem arus AC yang mempunyai 3 penghantar dengan sudut phase sebesar 120 degree. Dalam sistem 3 phase terdapat 2 macam hubungan antara lain hubung bintang atau star dan hubung delta. Berikut penjelasan mengenai kedua hubung listrik 3 phase tersebut, antara lain :
1. Listrik 3 phase hubung bintang ( Y).
Hubung bintang identik dengan huruf Y, lebih jelasnya kita lihat gambar di bawah berikut:


Gbr diatas merupakan sistem 3 phase dengan tegangan 200V/ 100V

Pada gambar diatas terdapat 2 macam tegangan yang dikenal dengan tegangan antar phase ( Vpp : Voltage phase to phase ) dan tagangan phase ke netral (Vpn : Voltage phase to netral). Dengan sistem netral digroundingkan ke tanah. Di indonesia sendiri sistem 3 phase tiap phasenya diberi simbol R-S-T atau X-Y-Z dengan netral ( N). Penjelasan dari gambar diatas antara lain :
1.      Tegangan antar phase yaitu phase R dengan Phase S disebut dengan tegangan 200 V 1 phase dengan tidak diberikan netral atau Ground. Dapat digunakan untuk menghidupkan listrik, perangkat elektrik dengan tegangan input ± 200 V.
2.      Tegangan antar phase dengan netral yaitu phase R, S degan netral disebut tegangan 200 V 1 phase tetapi penggunaannya menggunakan netral.
3.      Tegangan phase dengan netral yaitu phase T/ S dengan netral disebut tengan 100 V dapat digunakan perangkat listrik bertegangan ± 100 V.
4.      Tegangan antar phase dengan phase yaitu phase R, phase S dan phase T ini disebut tegangan 200 V 3 phase
Tegangan 3 phase hubung bintang atau star ini dapat langsung digunakan oleh konsumen atau pengguna karena output sudah sesuai dengan standar tegangan dengan menghasilkan netral.
2. Listrik 3 phase hubung delta
Gambar diatas merupakan listrik 3 phase hubung delta, prinsip dari hubung delta ini sama dengan hubung star. Bedanya untuk hubung delta biasanya tegangan lebih besar bisa sampai 1000 volt dan hubung delta tidak bisa langsung digunakan oleh konsumen karena tegangannya tidak sama dengan listrik yang digunakan di area perusahaan ataupun perangkat elektronika yang ada di indonesia. Hubung delta dapat menampung tegangan yang lebih besar sehingga biasanya digunakan di gardu utama perusahaan listrik.
Penggunaan 3 phase hubung delta biasa digunakan untuk tegangan utama yang disambungkan dengan sebuah trafo step down. Dengan penggunaan trafo step down ini tegangan dapat disesuaikan sesuai kebutuhan misalnya tegangan dari gardu utama PLN sebesar 20000 V dengan hubung delta maka dengan di step down hubung star 220 V dengan penggunaan netral maka hasilnya dapat digunakan perangkat elektronik di perumahan ataupun diperusahaan.
Dari penjelasan diatas mengenai listrik 3 phase hubung star dan hubung delta sama- sama digunakan tergantung penggunaan dan manfaatnya. Intinya hubung star dapat langsung digunakan untuk perangkat elektronika, tetapi untuk hubung delta belum bisa langsung digunakan karena dalam hubung delta tegangan yang ada terlalu besar sehingga dibutuhkan trafo step down untuk menyesuaikan listrik dari perangkat elektronika.
Ok sekian dari saya ya gan mengenai listrik 3 phase, tunggu kelanjutan artikelnya ya gan. Semoga bermanfaat artikel yang saya tulis ini........
 

Minggu, 13 November 2016

Pengertian Arus Listrik DC dan Arus Listrik AC serta Penggunaannya


Pengertian Arus Listrik DC dan Arus AC beserta Contoh Penggunaannya.
Pada jaman sekarang ini listrik merupakan kebutuhan yang sangat dibutuhkan. Listrik merupakan energi yang dapat disalurkan melalui sebuah penghantar dapat berupa kabel, besi maupun konduntor lainnya. Arus listrik terjadi karena adanya muatan listrik mengalir dari kutub positif ke kutub negatif. Listrik dapat digunakan sebagai penerangan listrik juga dapat digunakan untuk sumber energi untuk tenaga mesin-mesin.Sekarang kita bahas, listrik sendiri terbagi menjadi dua jenis yaitu : Arus listrik searah ( DC) dan arus listrik bolak-balik (AC). Berikut penjelasan megenai kedua arus listrik tersebut.
Pengertian Arus Listrik Searah (DC)
Listrik DC merupakan singkatan Direct Current merupakan arus listrik searah. Listrik DC ini mengalir dari kutub positif ke kutub negatif. Listrik DC ini dapat dihasilkan dari sebuah baterai, ACCI yang telah disimpan terlebih dahulu. Listrik DC ini tercipta dari perubahan arus AC (bolak balik) menjadi arus DC (searah). Cara pengubahannya pun menggunakan alat yang bisa kita sebut sebagai power supply.
Sistem kerjanya, Listrik yang berasal dari PLN yaitu AC 220 V dimasukkan melalui wire yang terkoneksi ke transformator. Output dari transformator ini dapat berubah sesuai dengan keinginan kita misal 6 V, 12 V atupun 24 V tapi ingat bahwa output transformator masih dalam bentuk listrik AC. Kemudian output trafo tersebut masuk komponen yang disebut dioda. Dioda inilah yang bertugas mengubah arus bolak-balik menjadi arus searah. Maka kita dapat menggunakan arus listrik DC tersebut sesuai kebutuhan kita sesuai perangkat elektronika kita.
Contoh pemanfaatnnya :
Listrik DC biasa digunakan untuk perangkat elektronik. Perangkat elektronik tersebut dapat berupa : Radio, Laptop, Lampu LED dan masih banyak lagi kegunaan listrik DC ini. Listrik DC dapat disimpan ke dalam sebuah perangkat seperti ACCI maupun baterai yang kemudian dapat digunakan untuk menghidupkan sebuah perangkat elektronik lainnya.
Pengertian Arus Listrik Bolak-Balik (AC)
Listrik AC merupakan singkatan Alternating Current merupakan listrik bolak-balik yang mempunyai daya besar dan berubah-ubah. Arus listrik AC berbentuk gelombang sinus atau sinusoida. Di negara kita yaitu Indonesia arus AC ini dipelihara dan diolah oleh PLN. Penerapannya listrik AC di Indonesia menggunakan frekuensi 50Hz dan untuk tegangan standar yang dipakai adalah 220 Volt. Tegangan tersebutlah yang di supply atau terdapat di rumah-rumah anda. Sudah dijelaskan bahwa listrik AC ini memiliki daya besar sehingga sangat berbahaya jika tidak dikontrol. Listrik AC dapat menimbulkan short yang berakibat kebakaran sehingga PLN saat melakukan penginstalan memberi pembatas sekaligus pengaman yaitu MCB ( Miniature circuit breaker ). Sehingga saat terjadi kelebihan beban maka MCB akan otomatis memutus listrik.
Contoh pemanfaatnnya :
Listrik AC banyak kegunaannya, di perumahan indonesia banyak menggunakan peralatan listrik yang berasal dari tegangan listrik PLN. Berarti listrik bolak-balik tanpa kita sadari telah kita gunakan terus menerus. Contoh pemanfaatan energi listrik AC antara lain : Untuk penerangan (lampu), Pompa air AC, Pendingin ruangan, kulkas, dan masih banyak lagi.
Nah cukup sekian ya untuk penjelasan mengenai listrik Searah (DC) dan listrik bolak-balik (AC). Semoga artikel yang saya buat ini bermanfaat buat kalian semua. Dan mari kita hemat energi listrik kita dengan mematikan perangkat elektronika yang tidak kita butuhkan.
Sekian dan terima kasih....

Sabtu, 05 November 2016

Belajar Relay Tahap 2


Belajar Relay Tahap 2

   Menyambung artikel minggu kemarin mengenai penjelasan tentang relay (Belajar cepat relay Tahap 1). Kemarin sudah saya jelaskan mengenai komponen dasar relay, Jenis relay dan kegunaannya. Nah sekarang agan sekalian kali ini saya akan memberi contoh beberapa rangkaian relay dan fungsi utama dalam relay, perhatikan ya gan.

 1. Rangkaian Timer relay Flip-flop
  •  Peralatan yang digunakan antara lain :
  1. 2 buah Timer dengan coil 24V DC plus socket,
  2. 1 buah Relay MY2 atau LY2 dengan coil 24V DC plus socket,
  3. Saklar ON/OFF,
  4.  Power Supply 24V DC,
  5. Kabel,
  6. Lampu 220V AC 


  • Keterangan :
   Dilihat dari gambar diatas terdapat 2 rangkaian dengan 2 input 24V DC dan 220V AC. Kenapa dibedakan karena saya ingin menunjukkan kepada anda relay dapat menghubungkan tegangan tinggi dengan sinyal input tegangan rendah. Input 24V DC digunakan untuk mengaktifkan coil relay dan untuk input 220V AC digunakan untuk menghidupkan lampu (bisa menggunakan lampu pijar, LED ataupun neon saran saya lebih baik menggunakan lampu pijar).
  •  Sistem Kerja :
  1. Tegangan 24V DC standby, saat saklar ON/OFF di tekan maka arus listrik mengalir di T2 melalui contactor kaki 9 ke kaki 1 (artinya T2-1 dalam kondisi NC lihat dalam lingkaran merah).
  2. Dari T2 contactor kaki 1 arus listrik mengalir memberi sinyal ke T1 (T1 ON). Seperti saya bilang timer digunakan untuk penunda waktu yang artinya armature tidak akan berubah kondisi dari NC ke NO sebelum waktu penunda terpenuhi disini kita setting waktu 1-2 detik. Setelah 1-2 detik maka armature akan berubah posisi ke NO.  
  3. Setelah T1 ke posisi NO maka T1-1 kaki 9 dan 5 dapat mengalirkan listrik ke Coil T2 dan R1(lihat lingkaran biru) maka lampu akan menyala selama 0.5 detik kenapa 0.5 detik karena T2 kita setting 0.5 detik waktu tundanya. Lampu bisa menyala karena R1 sudah aktif yang artinya R1-1 berubah posisi ke NO maka contactro kaki 9 dan 5 tersambung sebentar. Hal ini akan berlangsung seterusnya lampu akan mati dan hidup terus menerus seperti flip-flop sebelum saklar on/off dimatikan kembali.
 2. Rangkaian Latching relay
  •   Peralatan yang digunakan antara lain :
  1. 2 buah Relay dengan coil 24V DC/ 110 V AC plus socket,
  2. Tombol Start,
  3. Tombol Stop/ Sensor/ Limit switch,
  4. Power supply 24V DC jika tegangan input mau dibedakan input tegangan PLN,
  5.  Kabel.
                                                                     
  •  Sistem Kerja
   Sambungkan Rangkaian dengan kabel yang tersedia, Input dapat kita beri 24V DC/ 110V AC tergantung dengan coil relay. 
  1. Input tegangan standby, saat tombol start di tekan maka arus listrik akan masuk melewati tombol stop/ reset/ sensor dan kemudian arus listrik akan memberi tegangan di R1 dan R2. R1 akan ON maka di R1-1 kaki 9 dan 5 terhubung sehingga arus akan mengunci relay R1. R1 berfungsi untuk latching atau pengunci tegangan yang artinya tombol start cukup kita tekan sekali saja maka mesin akan terus ON. 
  2. Dan mesin akan mati apabila tombol stop/ sensor terputus sehingga R1 tidak teraliri listrik lagi maka mesin akan OFF. Dan untuk R2 dapat kita gunakan untuk menghubungkan apapun seperti untuk menghidupkan mesin dengan sistem interlock, ingin menghidupkan selenoid, ingin menghidupkan lampu dan masih banyak lagi. 

   2 rangkaian tersebut merupakan dasar pengetahuan relay. Jika rekan rekan sudah bisa menguasai kedua rangkaian tersebut maka akan sangat mudah sekali dalam mengimplementasikan relay untuk pembuatan mesin atau untuk kegunaan lainnya.

Nah sampai disini dahulu rekan-rekan untuk penjelasan mengenai dasar-dasar rangkaian relay untuk artikel selanjutnya saya akan memberi beberapa contoh membuat rangkaian mesin sederhana dengan menggunakan relay.