Kamis, 18 Juni 2020

Metode Starting Motor Induksi

Starting Motor Induksi

Bicara mengenai listrik memang tidak akan ada habisnya karena system listrik ini sangat banyak digunakan di dunia perumahan, perusahaan dan lain – lainnya. Bicara mengenai pemanfaatan listrik tentu kita mengetahu mengenai motor induksi. Nah kali ini saya akan membahas mengenai sistem rangkaian stater pada motor induksi.
Sebelum itu apa sih yang dimaksud dengan “Motor Induksi”. Motor induksi dapat diartikan dari sistem kerjanya yaitu suatu jenis motor yang bekerja berdasarkan induksi electromagnetic dimana mempunyai 2 bagian utama yaitu “Stator (bagian yang diam) dan Rotor (bagian yang bergerak/memutar).
Jenis motor ini dapat dibagi menjadi 2 berdasarkan tegangan yang digunakannya
1.      Motor Arus Bolak – Balik atau AC
Motor yang berkerja berdasarkan tegangan input arus bolak balik. Contoh Motor AC ini antara lain :
1)      Motor 1 Phase
2)      Motor 3 Phase
2.      Motor Arus Searah atau DC
Motor yang dapat bekerja berdasarkan tegangn input arus searah. Contoh motor DC ini antara lain :
1)      Motor DC Shunt
2)      Motor DC Seri
3)      Motor DC compound.
Nah cukup untuk pembahasan motor langsung saja kita ke intinya.
“ Motor Stater” adalah suatu alat yang berupa rangkaian atau panel listrik yang digunakan untuk menjalankan (men-starter) sebuah motor listrik dan disini ditujukan untuk Motor listrik arus bolak balik atau AC.
Ada beberapa cara untuk menjalankan motor induksi 3 tersebut, antara lain :

1.      Direct On Line Stater / D-O-L Stater.
Sistem rangkaian motor stater yang dirangkai pada motor induksi 3 phase secara langsung dengan hanya menggunakan satu contactor utama yang dilengkapi dengan arus beban lebih (Over load relay) yang terhubung pada contactor utama tersebut.
Pada sistem D-O-L stater ini hanya bias digunakan untuk motor – motor dengan kapasitas rendah yaitu sekitar 11 KW.

2.      Star – Delta
Sistem rangkaian motor stater yang dirangkai pada motor 3 phase dengan kapasitas motor yang lebih besar di banding dengan sistem D-O-L yaitu motor dengan kapasitas 11 KW.
Sistem ini membatasi arus starting yang tinggi pada saat motor tersebut di start dimana saat starting umumnya arus pada motor dapat mencapai antara 6 sampai 7 kali dari arus nominal motor tersebut. Sehingga dengan penerapan sistem “Star-Delta” ini arus starting yang biasanya besar akan dapat dikurangi sekitar 4 sampai 5 kali dari arus nominal dan hal tersebut dapat menghemat konsumsi listrik dan kumparan motor akan lebih awet/ tidak mudah terbakar.


3.      Variable Frequency Drive Starter Panel & Variable Frequency Drive Starter Panel
Sistem VFD bertujuan untuk mengatur putaran motor induksi secara individual ataupun secara bersamaan. Cara kerjanya yaitu sistem ini akan mengontrol gerak (drive) dengan cara mengubah frekuensi dari sebuah motor AC. Semakin besar frekuensi maka putaran motor akan semakin cepat dan sebaliknya jika frekuensi di kecilkan maka putaran motor akan semakain lambat. VFD hanya digunakan di motor induksi AC
VSD mempunyai cara kerja yaitu melakukan pengontrolan gerak (drive) yang akan mengubah kecepatan motor dengan memvariasikan nilai tegangan suplai yang masuk, baik dengan tipe motor bertegangan AC maupun betegangan DC. Dalam VSD terdapat pilihan yaitu AC Drive dan DC Drive. Keduanya sistemnya kerjanya sama tetapi hanya tegangan yang divariasikan saja yang berbeda.
VFD dan VSD biasanya bias disebut dengan Inverter motor dengan tujuan utama hemat biaya dan keamaan.

Jadi dari penjelasan tersebut mungkin saya yang sering menggunakan dari VFD karena pengalaman saya saya sering menggunakan motor dengan kapasitas tidak terlalu besar sehingga hemat dan aman.
Mungkin cukup sekian informasi mengenai Starter Motor Induksi tersebut. Mungkin masih banyak starter motor yang dapat digunakan contoh seperti Auto Transformer Starter tetapi tidak saya jelaskan karena sistemnya yang tidak saya ketahui.
Terima Kasih

Jumat, 13 September 2019

Cara Instalasi Listrik yang Aman untuk Rumah

Cara Instalasi Listrik yang Aman untuk Rumah

Rumah merupakan tempat kita untuk beristirahat dan juga tempat berkumpulnya keluarga. Jika rumah tersebut di olah dan ditata dengan baik maka penghuninya pun akan merasakan keamanan dan kenyamanan. Dalam beberapa kasus terjadinya kebakaran dalam perumahan listrik merupakan factor utama penunjang kebakaran tersebut. Berikut ini akan saya jelaskan cara instalasi listrik yang aman, simak penjelasan sebagai berikut :
1.      Pentingnya mengetahui ukuran kabel yang akan digunakan.
Contoh ukuran kabel
Kabel merupakan factor utama dalam instalasi listrik tersebut. Pentingnya mengetahui ukuran kabel yang akan digunakan dalam instalasi listrik tersebut. Perlunya mengetahui ukuran dari diameter kabel. Ukuran kabel listrik menentukan seberapa besar kapasitas amper yang dapat melewatinya. Jika kamu belum memahami ukuran kabel tersebut dapat membuka artikel saya mengenai KHA kabel.
2.      Membedakan warna kabel instalasi
Warna kabel
Warna kabel juga tidak kalah pentingnya seperti KHA kabel, karena jika salah dalam pemilihan kabel dapat berimbas saat melakukan instalasi berikutnya. Kita ambil contoh saja di Indonesia untuk arus bolak – balik (AC) sumber arus/ Api/ load dapat menggunakan warna hitam, kabel biru untuk kondukor netral dan kabel hijau kuning digunakan untuk grounding.
3.      Pemasangan  kabel listrik
Saat memasang kabel, perlu dilakukan pengupasan yang tepat agar tembaga/ strand tidak terputus sehingga inti tembaga tidak rusak dan mengurangi diameter total dari kabel tersebut. Prosedur instalnya pun haru benar seperti contoh saat melakukan instalasi saklar maka yang dihubungan dengan saklar adalah kutub Fasa/ arus/ api/ load bukan netralnya. Alasan yang logis karena saklar merupakan pemutus arus sehingga yang harus diputus adalah Fasa/ api/ load.
4.      Melindungi kabel listrik
Pipa pelindung kabel
Saat akan melakukan penginstallan tentunya kamu akan meletakkan kabel pada area yang terbuaka. Untuk itu, tentunya kamu harus memberikan perlindungan ekstra untuk menjaga kabel agar lebih awet. Perlindungan tersebut dapat menggunakan pipa konduit sehingga kabel akan aman terutama dari hewan pengerat seperti tikus.
5.      Batas penggunaan kabel listrik
Saat melakukan instalasi pada komponen, kamu harus mengetahu seberapa banyak kabel yang dapat masuk ke dalam saklar atau stop kontak. Jika kabel yang kamu masukkan terlalu banyak maka akan mempermudah kerusakan dari saklar atau stop kontak tersebut. Bisasanya sebuah saklar hanya mampu menampung 2 kabel dengan ukuran 2.5 mm, jika kamu memasangnya lebih akan merusak baut penguncinya sehingga saklar tidak dapat digunakan kembali.
6.      Pemilihan komponen yang tepat
Setelah kamu mengetahui dan benar dalam pemilihan kabel dan metode instalasinya. Tentuya kamu harus memilih komponen – komponen yang tepat untuk instalasi rumah kamu. Tentunya harga tidak pernah bohong, jangan sekali – kali membeli perlengkapan listrik yang murahan karena kualitasnya pasti akan kurang. Dan pastikan kapasitas yang akan digunakan pada instalasi benar. Contohnya seperti dalam pemilihan saklar atau stop kontak pilihlah kapasitas yang besar misalnya kamu memiliki daya sebesar 2200 VA maka kamu memiliki daya 10 A yang artinya kamu harus membeli peralatan dengan kekuatan lebih dari 10 A.

Keenam cara tersebut merupakan pengetahuan dasar yang digunakan dalam melakukan instalasi listrik. Namun, tidak semua instalasi kabel bisa kamu kerjakan sendiri. Oleh karena itu kamu tetap harus berhati – hati dalam melakukan instalasi tersebut. Dan jika anda mengalami kesulitan tentunya kamu harus meminta saran dari ahli yang bersertifikat tentunya.

OK mungkin hanya itu yang bisa saya share mengenai cara instalasi yang baik dan aman untuk listrik rumah kamu.

Terima Kasih