Minggu, 13 November 2016

Pengertian Arus Listrik DC dan Arus Listrik AC serta Penggunaannya


Pengertian Arus Listrik DC dan Arus AC beserta Contoh Penggunaannya.
Pada jaman sekarang ini listrik merupakan kebutuhan yang sangat dibutuhkan. Listrik merupakan energi yang dapat disalurkan melalui sebuah penghantar dapat berupa kabel, besi maupun konduntor lainnya. Arus listrik terjadi karena adanya muatan listrik mengalir dari kutub positif ke kutub negatif. Listrik dapat digunakan sebagai penerangan listrik juga dapat digunakan untuk sumber energi untuk tenaga mesin-mesin.Sekarang kita bahas, listrik sendiri terbagi menjadi dua jenis yaitu : Arus listrik searah ( DC) dan arus listrik bolak-balik (AC). Berikut penjelasan megenai kedua arus listrik tersebut.
Pengertian Arus Listrik Searah (DC)
Listrik DC merupakan singkatan Direct Current merupakan arus listrik searah. Listrik DC ini mengalir dari kutub positif ke kutub negatif. Listrik DC ini dapat dihasilkan dari sebuah baterai, ACCI yang telah disimpan terlebih dahulu. Listrik DC ini tercipta dari perubahan arus AC (bolak balik) menjadi arus DC (searah). Cara pengubahannya pun menggunakan alat yang bisa kita sebut sebagai power supply.
Sistem kerjanya, Listrik yang berasal dari PLN yaitu AC 220 V dimasukkan melalui wire yang terkoneksi ke transformator. Output dari transformator ini dapat berubah sesuai dengan keinginan kita misal 6 V, 12 V atupun 24 V tapi ingat bahwa output transformator masih dalam bentuk listrik AC. Kemudian output trafo tersebut masuk komponen yang disebut dioda. Dioda inilah yang bertugas mengubah arus bolak-balik menjadi arus searah. Maka kita dapat menggunakan arus listrik DC tersebut sesuai kebutuhan kita sesuai perangkat elektronika kita.
Contoh pemanfaatnnya :
Listrik DC biasa digunakan untuk perangkat elektronik. Perangkat elektronik tersebut dapat berupa : Radio, Laptop, Lampu LED dan masih banyak lagi kegunaan listrik DC ini. Listrik DC dapat disimpan ke dalam sebuah perangkat seperti ACCI maupun baterai yang kemudian dapat digunakan untuk menghidupkan sebuah perangkat elektronik lainnya.
Pengertian Arus Listrik Bolak-Balik (AC)
Listrik AC merupakan singkatan Alternating Current merupakan listrik bolak-balik yang mempunyai daya besar dan berubah-ubah. Arus listrik AC berbentuk gelombang sinus atau sinusoida. Di negara kita yaitu Indonesia arus AC ini dipelihara dan diolah oleh PLN. Penerapannya listrik AC di Indonesia menggunakan frekuensi 50Hz dan untuk tegangan standar yang dipakai adalah 220 Volt. Tegangan tersebutlah yang di supply atau terdapat di rumah-rumah anda. Sudah dijelaskan bahwa listrik AC ini memiliki daya besar sehingga sangat berbahaya jika tidak dikontrol. Listrik AC dapat menimbulkan short yang berakibat kebakaran sehingga PLN saat melakukan penginstalan memberi pembatas sekaligus pengaman yaitu MCB ( Miniature circuit breaker ). Sehingga saat terjadi kelebihan beban maka MCB akan otomatis memutus listrik.
Contoh pemanfaatnnya :
Listrik AC banyak kegunaannya, di perumahan indonesia banyak menggunakan peralatan listrik yang berasal dari tegangan listrik PLN. Berarti listrik bolak-balik tanpa kita sadari telah kita gunakan terus menerus. Contoh pemanfaatan energi listrik AC antara lain : Untuk penerangan (lampu), Pompa air AC, Pendingin ruangan, kulkas, dan masih banyak lagi.
Nah cukup sekian ya untuk penjelasan mengenai listrik Searah (DC) dan listrik bolak-balik (AC). Semoga artikel yang saya buat ini bermanfaat buat kalian semua. Dan mari kita hemat energi listrik kita dengan mematikan perangkat elektronika yang tidak kita butuhkan.
Sekian dan terima kasih....

Sabtu, 05 November 2016

Belajar Relay Tahap 2


Belajar Relay Tahap 2

   Menyambung artikel minggu kemarin mengenai penjelasan tentang relay (Belajar cepat relay Tahap 1). Kemarin sudah saya jelaskan mengenai komponen dasar relay, Jenis relay dan kegunaannya. Nah sekarang agan sekalian kali ini saya akan memberi contoh beberapa rangkaian relay dan fungsi utama dalam relay, perhatikan ya gan.

 1. Rangkaian Timer relay Flip-flop
  •  Peralatan yang digunakan antara lain :
  1. 2 buah Timer dengan coil 24V DC plus socket,
  2. 1 buah Relay MY2 atau LY2 dengan coil 24V DC plus socket,
  3. Saklar ON/OFF,
  4.  Power Supply 24V DC,
  5. Kabel,
  6. Lampu 220V AC 


  • Keterangan :
   Dilihat dari gambar diatas terdapat 2 rangkaian dengan 2 input 24V DC dan 220V AC. Kenapa dibedakan karena saya ingin menunjukkan kepada anda relay dapat menghubungkan tegangan tinggi dengan sinyal input tegangan rendah. Input 24V DC digunakan untuk mengaktifkan coil relay dan untuk input 220V AC digunakan untuk menghidupkan lampu (bisa menggunakan lampu pijar, LED ataupun neon saran saya lebih baik menggunakan lampu pijar).
  •  Sistem Kerja :
  1. Tegangan 24V DC standby, saat saklar ON/OFF di tekan maka arus listrik mengalir di T2 melalui contactor kaki 9 ke kaki 1 (artinya T2-1 dalam kondisi NC lihat dalam lingkaran merah).
  2. Dari T2 contactor kaki 1 arus listrik mengalir memberi sinyal ke T1 (T1 ON). Seperti saya bilang timer digunakan untuk penunda waktu yang artinya armature tidak akan berubah kondisi dari NC ke NO sebelum waktu penunda terpenuhi disini kita setting waktu 1-2 detik. Setelah 1-2 detik maka armature akan berubah posisi ke NO.  
  3. Setelah T1 ke posisi NO maka T1-1 kaki 9 dan 5 dapat mengalirkan listrik ke Coil T2 dan R1(lihat lingkaran biru) maka lampu akan menyala selama 0.5 detik kenapa 0.5 detik karena T2 kita setting 0.5 detik waktu tundanya. Lampu bisa menyala karena R1 sudah aktif yang artinya R1-1 berubah posisi ke NO maka contactro kaki 9 dan 5 tersambung sebentar. Hal ini akan berlangsung seterusnya lampu akan mati dan hidup terus menerus seperti flip-flop sebelum saklar on/off dimatikan kembali.
 2. Rangkaian Latching relay
  •   Peralatan yang digunakan antara lain :
  1. 2 buah Relay dengan coil 24V DC/ 110 V AC plus socket,
  2. Tombol Start,
  3. Tombol Stop/ Sensor/ Limit switch,
  4. Power supply 24V DC jika tegangan input mau dibedakan input tegangan PLN,
  5.  Kabel.
                                                                     
  •  Sistem Kerja
   Sambungkan Rangkaian dengan kabel yang tersedia, Input dapat kita beri 24V DC/ 110V AC tergantung dengan coil relay. 
  1. Input tegangan standby, saat tombol start di tekan maka arus listrik akan masuk melewati tombol stop/ reset/ sensor dan kemudian arus listrik akan memberi tegangan di R1 dan R2. R1 akan ON maka di R1-1 kaki 9 dan 5 terhubung sehingga arus akan mengunci relay R1. R1 berfungsi untuk latching atau pengunci tegangan yang artinya tombol start cukup kita tekan sekali saja maka mesin akan terus ON. 
  2. Dan mesin akan mati apabila tombol stop/ sensor terputus sehingga R1 tidak teraliri listrik lagi maka mesin akan OFF. Dan untuk R2 dapat kita gunakan untuk menghubungkan apapun seperti untuk menghidupkan mesin dengan sistem interlock, ingin menghidupkan selenoid, ingin menghidupkan lampu dan masih banyak lagi. 

   2 rangkaian tersebut merupakan dasar pengetahuan relay. Jika rekan rekan sudah bisa menguasai kedua rangkaian tersebut maka akan sangat mudah sekali dalam mengimplementasikan relay untuk pembuatan mesin atau untuk kegunaan lainnya.

Nah sampai disini dahulu rekan-rekan untuk penjelasan mengenai dasar-dasar rangkaian relay untuk artikel selanjutnya saya akan memberi beberapa contoh membuat rangkaian mesin sederhana dengan menggunakan relay.