Sabtu, 02 Juni 2018

Perbedaan dan fungsi Fuse, MCB dan ELCB



Perbedaan dan Fungsi Fuse, MCB dan ELCB.

Halo semua kemarin dalam artikel sebelumnya saya telah menjelaskan mengenai KHA (Kuat Hantar Arus) yaitu kekuatan yang dapat ditahan oleh kabel dalam mengalirkan arus listrik. Harus diingat selalu ya jangan salah pilih dalam pemilihan kabel karena salah satu penyebab utama kebakaran di indonesia adalah kondisi kabel yang tidak sesuai dengan KHA yang dibutuhkan.
Nah kali ini saya akan sedikit mengulas mengenai perbedaan dan fungsi dari fuse, MCB dan ELCB. Mari simak artikel ini dengan baik ya.
1.      Fuse
Fuse adalah sebuah komponen yang digunakan sebagai pemutus/ safety sebuah rangkaian komponen listrik.

  • Prinsip kerja dari fuse ini adalah jika terdapat lonjakan arus yang melebihi kapasitas kekuatan dari fuse tersebut. Misalnya terdapat Fuse 10 A dan anda memasang beban motor dengan kapasitas 15 A maka saat motor dihidupkan fuse akan putus.
  •  Cara menentukan ukuran fuse.
              Rumus Menentukan Fuse :
Fuse breakpoin (Ampere) = 125% x Rate current (Ampere)

Keterangan :

  •  Fuse breakpoin : Ukuran fuse,
  • Rate current : Arus maksimal yang dibutuhkan beban.
Sebuah contoh :
Jika terdapat motor dengan kekuatan 0.5 KW dengan tegangan 100 V berapakah fuse yang dibutuhkan untuk memproteksi motor agar aman dari shorting?
Pertama anda harus mencari Rate current dari motor tersebut menggunakan hukum daya.






Jadi dapat dilihat untuk ukuran fuse adalah 6,25 A dan jika dipasaran tidak ada yang sama dengan ukuran tersebut carilah 1 tingkat ukuran fuse di atas perhitungan fuse tersebut.

2.      MCB
MCB (Miniature Circuit Breaker) adalah perangkat elektromekanikal yang berfungsi sebagai pelindung dan pembatas rangkaian listrik dari arus yang berlebihan.
·         Perbedaan yang MCB dengan fuse adalah jika MCB terdapat lonjakan arus yang melebihi kapasitas kekuatannya maka MCB akan break atau turun. Tetapi switch dari MCB ini bisa kita naikkan kembali dan tidak perlu mengganti MCB berbeda dari fuse jika terdapat lonjakan arus fuse akan putus maka fuse harus di ganti.
·         Harus diingat dalam penentuan MCB anda harus memperhatikan kapasitas kabelnya juga karena prinsipnya MCB melindungi beban dan melindungi kabel dari kebakaran.
Sebuah contoh :
-          Jika terdapat beban maksimal 10 A jika terjadi short atau hubung singkat maka beban akan dengan cepat naik (butuh diingat jika terjadi hubung singkat antara kutub Load dengan netral maka beban akan naik dengan seketika).

Jika MCB 10 A maka secara otomatis akan OFF  karena sudah diproteksi MCB 10 A dengan catatan kabel harus memiliki KHA di atas 10 A. Jika KHA kabel dibawah 10 A misalnya 7 A maka yang terjadi saat terjadi hubung singkat Arus akan naik dengan cepat sampai titik 10 A atau kerja dari MCB tetapi karena ukuran KHA kabel hanya 7 A maka kabel akan meleleh dan lama – lama akan terbakar terlebih dahulu sebelum titip kerja MCB yaitu 10 A. Hal itulah yang menyebabkan kebakaran di perumahan kita.

3.      ELCB
Bicara safety listrik tentunya anda harus mengenal ELCB ini. ELCB (Earth Leakage Circuit Breaker) adalah perangkat pemutus yang akan bereaksi apabila terjadi kontak antara Arus load, netral ataupun grounding.

  • Prinsip kerja dari ELCB ini adalah jika terjadi short atau hubung singkat antara load, netral ataupun ground dan mencapai resistance (hambatan) yang ditentukan maka switch akan turun. Jika kita setting resistance 0.3 Ohm dan hubung singkat melebihi 0.3 Ohm maka switch akan turun (OFF).

  • Tetapi ingat ya saat memasang ELCB anda harus memastikan rangkaian kabel di rumah anda harus terpasang grounding.
OK rekan-rekan saya rasa cukup sekian ya bahasan mengenai Fuse, MCB dan ELCB. Jika anda kurang memahami tolong komen dan tanyakan saja ya.
Terima kasih atas partisipasi dan telah membaca blog saya ya.....

Sabtu, 26 Mei 2018

Menghitung Kuat Hantar Arus (KHA) Kabel



MENGHITUNG KUAT ARUS HANTAR KABEL

Mengenai masalah kabel tentunya para rekan-rekan semua pada tahukan, fungsi dari kabel tersebut. Akan saya jelaskan ulang bahwa Kabel adalah suatu media yang yang digunakan untuk menghantarkan seperti arus listrik, data, sinyal dan lainnya. Kabel secara umum terdiri dari 2 struktur utama yaitu kulit (Vynil) dan inti (Core).  
  1.  Kulit (vynil)  : Merupakan pembungkus inti kabel yang biasanya terbuat dari PVC 
  2.  Inti (core)     : Merupakan media utama penghantar dari kabel itu sendiri. Inti kabel ini dapat terbuat dari tembaga, perak, emas, alumunium dsb.
OK rekan-rekan sekalian yang akan saya bahas kali ini hanya sebatas kabel yang memiliki penghantar tembaga karena secara umum kabel yang digunakan di Indonesia tercinta kita ini untuk mengalirkan tegangan dan arus media penghantarnya adalah “Tembaga”.

  Dalam pemilihan kabel sangat penting dalam keamanan penggunaannya karena sekali kabel tersebut di instal sebagai media penghantar arus ke perangkat elektronik maka kabel tersebut tidak akan dicek kembali kondisinya. Padahal kabel sangat memungkinkan penyebab terjadinya kebakaran dalam perumahan atau perusahaan kita. Kenapa bisa menjadi penyebab kebakaran seperti ini penjelasannya  :

Timbulnya panas dari kabel tersebut adalah arus (Ampere ). Semakin besar arus yang melewati kabel tersebut maka akan menimbulkan panas di kulit kabel tersebut. Dan jika kulit kabel tidak dapat menahan panas yang timbul maka akan terjadi melelehnya kulit kabel dan selanjutnya akan terbakarnya kabel tersebut.
Masih ingat hukum daya, hukum daya antara lain :

P = V x I                                                     

Keterangan :
                                                                     
P = Simbol untuk daya dengan satuan watt
V = Simbol untuk tegangan dengan satuan volt
I  = Simbol untuk arus dengan satuan ampere

Misalnya saja rekan semua akan memasang AC di kamar dengan daya 400 Watt dan tegangan 220 V AC. Maka perhitungan arus yang akan digunakan sebagai berikut :
P = V x I                                                               
Jadi arus yang akan mengalir di AC 1,82 Ampere.
400 Watt = 220 V x I                             
I = 400/220
I = 1,82 Ampere

Jika di kamar kontrakan rekan semua sudah terpasang kulkas dengan daya 300 watt, TV daya 50 watt, Rise Cocker daya 300 watt yang semua perangkat tersebut bertegangan 220 V AC.

Jadi apabila rekan semua menggunakan semua perangkat tersebut secara bersamaan di satu waktu maka Arus yang mengalir di kabel adalah 1,82 + 1,6 + 0,23 + 1,26 = 4,91 Ampere. Apabila kabel yang digunakan memiliki kuat hantar 4 Ampere maka apa yang akan terjadi kabel akan meleleh dan akhirnya terbakar. Itulah yang menyebabkan terjadinya kebakaran.

    KHA (Kuat Hantar Arus) sebuah kabel berkonduktor Tembaga/ aluminium dengan berinsulasi PVC memiliki suhu maks konduktor 70o C dan memiliki Suhu ambien 30o C di udara.



    Nah dari tabel tersebut berdasarkan referenci PUIL (Peraturan Umum Instalasi Listrik) bisa dijadikan pengukuran ya. Penampang kabel (mm2) itu merupakan ukuran 1 kabel dengan kulitnya (di hitung perkawat tunggal dengan kulitnya ya). Dari contoh diatas bisa dilihat bahwa beban maksimal yang ditanggung di kamar adalah 4,91 Ampere maka bisa kita pakai diameter kabel 0.75 mm2.
Ok rekan-rekan mungkin cukup sekian ya penjelasan dari saya mengenai Kuat hantar arus pada kabel ya... semoga bisa menambah pengetahuan rekan –rekan semua..

Sabtu, 11 Februari 2017

DASAR DASAR PLC



DASAR DASAR PLC ( MITSUBISHI )
Nah sekarang teman-teman kita akan sedikit membahasa mengenai dasar-dasar leader PLC khusu mitsubishi. Tentunya teman-teman sekalian belum mengetahui apa sih yang dimaksud dengan PLC tersebut. Sekarang akan saya jelaskan mengenai sedikit mengenai PLC tersebut.
PLC atau disebut dengan Program Logic Control adalah system control yang dipakai untuk membuat sistem automasi dengan intruksi logika, timer, counter, relay dan aritmatika.
General motor adalah perusahaan yang pertama kali mengembangkan sistem automasi dengan PLC.
Kenapa diciptakan sistem automasi ke PLC karena dengan menggunakan sistem PLC akan dapat meminimalisir biaya perawatan dan mempermudah saat terjadi kerusakan.
Seperti judul diatas, maka saya akan membahas sedikit mengenai PLC mitsubishi. PLC mitsubishi mempunyai beberapa type seperti FX series,  A series dan Q series.
PLC ini dapat diprogram menggunakan software GX Developer atau versi terbaru sekarang adalah IQ works yang mengakomodir semua software Mitsibishi antara lain :
1.      PLC
2.      HMI
3.      Servo Drive
4.      Inverter
Keuntungan menggunakan PLC
1.      Design lebih simple/ portable,
2.      Biasanya 1 mesin butuh 1 pengendali, Dan jika mengunakan 1 PLC dapat dipakai untuk 5 5 mesin atau lebih,
3.      Perubahan bisa dilakukan dengan komputer dan tidak perlu pengkabelan yang rumit,
4.      Meminimalisir pemakaian relay,
5.      Truble shooting bisa dimonitor dengan menggunakan komputer.
Kerugian mengunakan PLC
1.      Teknologi yang baru sehingga membutuhan SDM yang familir dengan PLC,
2.      Vibrasi, Temperature yang tinggi mempengaruhi kinerja PLC,
3.      Harga lebih mahal dibandingkan relay/ relatif.
Pengenalan Intruksi Ladder PLC Mitsubishi
1.      X ( input )
Berfungsi sebagai signil input, bisa berbentuk NO atau NC. Dan untuk address pengelamatan menggunakan bilangan hexadecimal.
2.      Y ( output )
Berfungsi sebagai output coil ke eksternal / hardware, ouput ini juga dapat berbentuk NO atau NC.
3.      Timer
Berfungsi sebagai menunda ON ( ON delay ) tersedia juga kontak NO dan NC.
Satuan yang dipakai dalam timer ini adalah 10 ms atau 1/10 detik, dengan penulisan dengan menambah K untuk mensetting waktu.
Contoh K10 = 1 detik, atau K100 = 10 detik.
4.      M ( Internal Relay )
Berfungsi sebagai relay bantu yang ada didalam PLC modul. M sebagai coil internal PLC, tetapi tidak memberikan output eksternal. Tersedia juga kontok NO dan NC.
5.      K ( konstanta ) dan H ( Hexadecimal )
Dalam PLC mitsubishi ada 2 bilangan yang digunakan yaitu decimal dan juga hexadecimal.
-          Decimal dipakai pada K ( Konstanta decimal ) contoh untuk Timer Delay.
-          Hexadecimal dipakai pada konstanta hexadecimal, contoh intruksi spesial yang meggunkana data register.
6.      D ( Data register )
Berfungsi sebagai penyimpan data desimal dan hexadecimal. Data bisa difungsikan untuk intruksi aritmatika atau penambahan, perkalian.
7.      INC increment dan DEC Decrement.
INC berfungsi untuk menambah bilangan sedangkan DE berfungsi untuk mengurangi bilangan. Kedua jenis ini jika diberi input ON secara terus-menerus maka akan dapat menghitung nilai. INCP/DECP fungsinya sama, tetapi menghitung secara bertahap.
8.      MOV ( Transfer Data )
Digunakan untuk memindahkan data dapat berupa bilangan decimal maupun hexadecimal.
9.      Instruksi Aritmatika (+, -, /, * )
Digunakan untuk menghitung bilangan atau kalkulasi aritmatika pada data register ( D ).
10.  Intruksi Perbandingan atau rasio ( >, <, =, >=, <=, <> )
Intruksi ini digunakan untuk membandingkan data register ( D )

OK teman-teman cukup segitu saja pembahasan mengenai PLC mitsubishi yang saya ketahui. Untuk dapat paham PLC memang kita harus terlebih dahulu paham akan ladder simbol PLC tersebut. Dan untuk pengembangan PLC tersebut tergantung dengan kemampuan dari teman-teman sendiri...

Jika butuh pertanyaan mohon komennya ya......