Sabtu, 26 Mei 2018

Menghitung Kuat Hantar Arus (KHA) Kabel



MENGHITUNG KUAT ARUS HANTAR KABEL

Mengenai masalah kabel tentunya para rekan-rekan semua pada tahukan, fungsi dari kabel tersebut. Akan saya jelaskan ulang bahwa Kabel adalah suatu media yang yang digunakan untuk menghantarkan seperti arus listrik, data, sinyal dan lainnya. Kabel secara umum terdiri dari 2 struktur utama yaitu kulit (Vynil) dan inti (Core).  
  1.  Kulit (vynil)  : Merupakan pembungkus inti kabel yang biasanya terbuat dari PVC 
  2.  Inti (core)     : Merupakan media utama penghantar dari kabel itu sendiri. Inti kabel ini dapat terbuat dari tembaga, perak, emas, alumunium dsb.
OK rekan-rekan sekalian yang akan saya bahas kali ini hanya sebatas kabel yang memiliki penghantar tembaga karena secara umum kabel yang digunakan di Indonesia tercinta kita ini untuk mengalirkan tegangan dan arus media penghantarnya adalah “Tembaga”.

  Dalam pemilihan kabel sangat penting dalam keamanan penggunaannya karena sekali kabel tersebut di instal sebagai media penghantar arus ke perangkat elektronik maka kabel tersebut tidak akan dicek kembali kondisinya. Padahal kabel sangat memungkinkan penyebab terjadinya kebakaran dalam perumahan atau perusahaan kita. Kenapa bisa menjadi penyebab kebakaran seperti ini penjelasannya  :

Timbulnya panas dari kabel tersebut adalah arus (Ampere ). Semakin besar arus yang melewati kabel tersebut maka akan menimbulkan panas di kulit kabel tersebut. Dan jika kulit kabel tidak dapat menahan panas yang timbul maka akan terjadi melelehnya kulit kabel dan selanjutnya akan terbakarnya kabel tersebut.
Masih ingat hukum daya, hukum daya antara lain :

P = V x I                                                     

Keterangan :
                                                                     
P = Simbol untuk daya dengan satuan watt
V = Simbol untuk tegangan dengan satuan volt
I  = Simbol untuk arus dengan satuan ampere

Misalnya saja rekan semua akan memasang AC di kamar dengan daya 400 Watt dan tegangan 220 V AC. Maka perhitungan arus yang akan digunakan sebagai berikut :
P = V x I                                                               
Jadi arus yang akan mengalir di AC 1,82 Ampere.
400 Watt = 220 V x I                             
I = 400/220
I = 1,82 Ampere

Jika di kamar kontrakan rekan semua sudah terpasang kulkas dengan daya 300 watt, TV daya 50 watt, Rise Cocker daya 300 watt yang semua perangkat tersebut bertegangan 220 V AC.

Jadi apabila rekan semua menggunakan semua perangkat tersebut secara bersamaan di satu waktu maka Arus yang mengalir di kabel adalah 1,82 + 1,6 + 0,23 + 1,26 = 4,91 Ampere. Apabila kabel yang digunakan memiliki kuat hantar 4 Ampere maka apa yang akan terjadi kabel akan meleleh dan akhirnya terbakar. Itulah yang menyebabkan terjadinya kebakaran.

    KHA (Kuat Hantar Arus) sebuah kabel berkonduktor Tembaga/ aluminium dengan berinsulasi PVC memiliki suhu maks konduktor 70o C dan memiliki Suhu ambien 30o C di udara.



    Nah dari tabel tersebut berdasarkan referenci PUIL (Peraturan Umum Instalasi Listrik) bisa dijadikan pengukuran ya. Penampang kabel (mm2) itu merupakan ukuran 1 kabel dengan kulitnya (di hitung perkawat tunggal dengan kulitnya ya). Dari contoh diatas bisa dilihat bahwa beban maksimal yang ditanggung di kamar adalah 4,91 Ampere maka bisa kita pakai diameter kabel 0.75 mm2.
Ok rekan-rekan mungkin cukup sekian ya penjelasan dari saya mengenai Kuat hantar arus pada kabel ya... semoga bisa menambah pengetahuan rekan –rekan semua..

Sabtu, 11 Februari 2017

DASAR DASAR PLC



DASAR DASAR PLC ( MITSUBISHI )
Nah sekarang teman-teman kita akan sedikit membahasa mengenai dasar-dasar leader PLC khusu mitsubishi. Tentunya teman-teman sekalian belum mengetahui apa sih yang dimaksud dengan PLC tersebut. Sekarang akan saya jelaskan mengenai sedikit mengenai PLC tersebut.
PLC atau disebut dengan Program Logic Control adalah system control yang dipakai untuk membuat sistem automasi dengan intruksi logika, timer, counter, relay dan aritmatika.
General motor adalah perusahaan yang pertama kali mengembangkan sistem automasi dengan PLC.
Kenapa diciptakan sistem automasi ke PLC karena dengan menggunakan sistem PLC akan dapat meminimalisir biaya perawatan dan mempermudah saat terjadi kerusakan.
Seperti judul diatas, maka saya akan membahas sedikit mengenai PLC mitsubishi. PLC mitsubishi mempunyai beberapa type seperti FX series,  A series dan Q series.
PLC ini dapat diprogram menggunakan software GX Developer atau versi terbaru sekarang adalah IQ works yang mengakomodir semua software Mitsibishi antara lain :
1.      PLC
2.      HMI
3.      Servo Drive
4.      Inverter
Keuntungan menggunakan PLC
1.      Design lebih simple/ portable,
2.      Biasanya 1 mesin butuh 1 pengendali, Dan jika mengunakan 1 PLC dapat dipakai untuk 5 5 mesin atau lebih,
3.      Perubahan bisa dilakukan dengan komputer dan tidak perlu pengkabelan yang rumit,
4.      Meminimalisir pemakaian relay,
5.      Truble shooting bisa dimonitor dengan menggunakan komputer.
Kerugian mengunakan PLC
1.      Teknologi yang baru sehingga membutuhan SDM yang familir dengan PLC,
2.      Vibrasi, Temperature yang tinggi mempengaruhi kinerja PLC,
3.      Harga lebih mahal dibandingkan relay/ relatif.
Pengenalan Intruksi Ladder PLC Mitsubishi
1.      X ( input )
Berfungsi sebagai signil input, bisa berbentuk NO atau NC. Dan untuk address pengelamatan menggunakan bilangan hexadecimal.
2.      Y ( output )
Berfungsi sebagai output coil ke eksternal / hardware, ouput ini juga dapat berbentuk NO atau NC.
3.      Timer
Berfungsi sebagai menunda ON ( ON delay ) tersedia juga kontak NO dan NC.
Satuan yang dipakai dalam timer ini adalah 10 ms atau 1/10 detik, dengan penulisan dengan menambah K untuk mensetting waktu.
Contoh K10 = 1 detik, atau K100 = 10 detik.
4.      M ( Internal Relay )
Berfungsi sebagai relay bantu yang ada didalam PLC modul. M sebagai coil internal PLC, tetapi tidak memberikan output eksternal. Tersedia juga kontok NO dan NC.
5.      K ( konstanta ) dan H ( Hexadecimal )
Dalam PLC mitsubishi ada 2 bilangan yang digunakan yaitu decimal dan juga hexadecimal.
-          Decimal dipakai pada K ( Konstanta decimal ) contoh untuk Timer Delay.
-          Hexadecimal dipakai pada konstanta hexadecimal, contoh intruksi spesial yang meggunkana data register.
6.      D ( Data register )
Berfungsi sebagai penyimpan data desimal dan hexadecimal. Data bisa difungsikan untuk intruksi aritmatika atau penambahan, perkalian.
7.      INC increment dan DEC Decrement.
INC berfungsi untuk menambah bilangan sedangkan DE berfungsi untuk mengurangi bilangan. Kedua jenis ini jika diberi input ON secara terus-menerus maka akan dapat menghitung nilai. INCP/DECP fungsinya sama, tetapi menghitung secara bertahap.
8.      MOV ( Transfer Data )
Digunakan untuk memindahkan data dapat berupa bilangan decimal maupun hexadecimal.
9.      Instruksi Aritmatika (+, -, /, * )
Digunakan untuk menghitung bilangan atau kalkulasi aritmatika pada data register ( D ).
10.  Intruksi Perbandingan atau rasio ( >, <, =, >=, <=, <> )
Intruksi ini digunakan untuk membandingkan data register ( D )

OK teman-teman cukup segitu saja pembahasan mengenai PLC mitsubishi yang saya ketahui. Untuk dapat paham PLC memang kita harus terlebih dahulu paham akan ladder simbol PLC tersebut. Dan untuk pengembangan PLC tersebut tergantung dengan kemampuan dari teman-teman sendiri...

Jika butuh pertanyaan mohon komennya ya......

Sabtu, 14 Januari 2017

Sistem Listrik 3 Phase



SISTEM LISTRIK 3 PHASE

Pada artikel sebelumnya sudah saya jelaskan mengenai perbedaan arus listrik AC maupun arus listrik DC. Nah sekarang akan saya bahas mengenai sistem listrik 3 phase..
Sistem 3 phase ini diperkenalkan dan dipatenkan olehe Nikola Tesla. Dan dalam penggunaannya sistem ini telah banyak di adopsi oleh beberapa perusahaan di dunia. Sistem 3 phase memiliki keunggulan yaitu lebih ekonomis dibandingkan dengan sistem 2 phase maupun 1 phase. Dikatakan lebih ekonomis atau lebih hemat karena listrik 3 phase ini dapat menghantarkan daya listrik yang besar meski dengan ukuran penghantar yang sama dengan sistem listrik 2 atau 1 phase. Dengan menggunakan sistem 3 phase maka motor listrik akan memiliki tenaga yang maksimal.

Listrik 3 phase sebenarnya menggunakan sistem arus AC yang mempunyai 3 penghantar dengan sudut phase sebesar 120 degree. Dalam sistem 3 phase terdapat 2 macam hubungan antara lain hubung bintang atau star dan hubung delta. Berikut penjelasan mengenai kedua hubung listrik 3 phase tersebut, antara lain :
1. Listrik 3 phase hubung bintang ( Y).
Hubung bintang identik dengan huruf Y, lebih jelasnya kita lihat gambar di bawah berikut:


Gbr diatas merupakan sistem 3 phase dengan tegangan 200V/ 100V

Pada gambar diatas terdapat 2 macam tegangan yang dikenal dengan tegangan antar phase ( Vpp : Voltage phase to phase ) dan tagangan phase ke netral (Vpn : Voltage phase to netral). Dengan sistem netral digroundingkan ke tanah. Di indonesia sendiri sistem 3 phase tiap phasenya diberi simbol R-S-T atau X-Y-Z dengan netral ( N). Penjelasan dari gambar diatas antara lain :
1.      Tegangan antar phase yaitu phase R dengan Phase S disebut dengan tegangan 200 V 1 phase dengan tidak diberikan netral atau Ground. Dapat digunakan untuk menghidupkan listrik, perangkat elektrik dengan tegangan input ± 200 V.
2.      Tegangan antar phase dengan netral yaitu phase R, S degan netral disebut tegangan 200 V 1 phase tetapi penggunaannya menggunakan netral.
3.      Tegangan phase dengan netral yaitu phase T/ S dengan netral disebut tengan 100 V dapat digunakan perangkat listrik bertegangan ± 100 V.
4.      Tegangan antar phase dengan phase yaitu phase R, phase S dan phase T ini disebut tegangan 200 V 3 phase
Tegangan 3 phase hubung bintang atau star ini dapat langsung digunakan oleh konsumen atau pengguna karena output sudah sesuai dengan standar tegangan dengan menghasilkan netral.
2. Listrik 3 phase hubung delta
Gambar diatas merupakan listrik 3 phase hubung delta, prinsip dari hubung delta ini sama dengan hubung star. Bedanya untuk hubung delta biasanya tegangan lebih besar bisa sampai 1000 volt dan hubung delta tidak bisa langsung digunakan oleh konsumen karena tegangannya tidak sama dengan listrik yang digunakan di area perusahaan ataupun perangkat elektronika yang ada di indonesia. Hubung delta dapat menampung tegangan yang lebih besar sehingga biasanya digunakan di gardu utama perusahaan listrik.
Penggunaan 3 phase hubung delta biasa digunakan untuk tegangan utama yang disambungkan dengan sebuah trafo step down. Dengan penggunaan trafo step down ini tegangan dapat disesuaikan sesuai kebutuhan misalnya tegangan dari gardu utama PLN sebesar 20000 V dengan hubung delta maka dengan di step down hubung star 220 V dengan penggunaan netral maka hasilnya dapat digunakan perangkat elektronik di perumahan ataupun diperusahaan.
Dari penjelasan diatas mengenai listrik 3 phase hubung star dan hubung delta sama- sama digunakan tergantung penggunaan dan manfaatnya. Intinya hubung star dapat langsung digunakan untuk perangkat elektronika, tetapi untuk hubung delta belum bisa langsung digunakan karena dalam hubung delta tegangan yang ada terlalu besar sehingga dibutuhkan trafo step down untuk menyesuaikan listrik dari perangkat elektronika.
Ok sekian dari saya ya gan mengenai listrik 3 phase, tunggu kelanjutan artikelnya ya gan. Semoga bermanfaat artikel yang saya tulis ini........